Halo, Moms! Tahukah kamu bahwa bakteri usus kita memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh kita? Mereka seperti pahlawan kecil yang bekerja tanpa henti, membantu tubuh kita berfungsi dengan baik.
Salah satu tugas penting mereka adalah mengontrol pembatas darah-otak, semacam 'penjaga pintu' yang berfungsi sebagai filter untuk mencegah zat berbahaya masuk ke otak dari darah. Bayangkan saja, bakteri usus kita ini seperti penjaga yang selalu waspada, memastikan hanya zat-zat baik yang bisa masuk ke otak kita.
Penelitian menunjukkan bahwa bakteri usus kita ini berperan penting dalam mekanisme penutupan pembatas darah-otak sebelum kelahiran. Jadi, sejak kita masih di dalam kandungan, bakteri usus sudah bekerja keras melindungi otak kita.
Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal dan belum sepenuhnya dapat dibuktikan pada manusia. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya bagaimana bakteri usus mempengaruhi perkembangan otak kita.
Penelitian dari University of Vienna menemukan bahwa bakteri di usus bayi prematur mungkin berperan penting dalam perkembangan otak. Mereka menemukan bahwa pertumbuhan berlebihan bakteri Klebsiella di saluran pencernaan dikaitkan dengan peningkatan keberadaan sel-sel imun tertentu dan perkembangan kerusakan neurologis pada bayi prematur.
Baca Juga: Gut Brain Axis adalah Hubungan Otak dan Pencernaan Anak
Studi lain menunjukkan bahwa bakteri usus dapat mempengaruhi kesehatan otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri usus menghasilkan senyawa yang mempengaruhi perilaku sel-sel imun, termasuk sel-sel di otak yang dapat menyebabkan neurodegenerasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa bakteri usus mempengaruhi perubahan di otak melalui kortisol serum. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara bakteri yang ditemukan di usus dan perkembangan perilaku autistik.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat serotonin di otak -- yang sering disebut sebagai 'hormon bahagia' -- diatur oleh jumlah bakteri di usus selama kehidupan awal.
Jadi, Moms, dengan pengetahuan ini, kita bisa lebih menghargai peran penting bakteri usus dalam menjaga kesehatan kita. Namun mesti diingat, meski penelitian ini menarik, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan profesional sebelum membuat perubahan pada diet atau rutinitas kesehatan Moms. Selalu utamakan saran medis profesional dan jangan gunakan informasi ini sebagai pengganti saran medis profesional. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, Moms!
Referensi:
- Braniste, V., et al. (2014). The gut microbiota influences blood-brain barrier permeability in mice. Science Translational Medicine, 6(263), 263ra158-263ra158.
- Clarke, G., et al. (2013). Minireview: Gut microbiota: the neglected endocrine organ. Molecular Endocrinology, 28(8), 1221-1238.
- De Angelis, M., et al. (2013). Fecal microbiota and metabolome of children with autism and pervasive developmental disorder not otherwise specified. PloS One, 8(10), e76993.
- Erny, D., et al. (2015). Host microbiota constantly control maturation and function of microglia in the CNS. Nature Neuroscience, 18(7), 965-977.
- Hoban, A. E., et al. (2016). Regulation of prefrontal cortex myelination by the microbiota. Translational Psychiatry, 6(4), e774-e774.
- Nestle Nutrition Institute Indonesia. Bakteri Di Dalam Usus Mungkin Memberikan Perlindungan Pada Otak Di Masa Awal Kehidupan. indonesia.nestlenutrition-institute.org. 2014 [cited 2023 Nov 13].