Persalinan prematur menjadi salah satu hal yang ditakutkan ibu hamil. Meskipun bayi prematur masih dapat tumbuh sehat seperti bayi lahir cukup bulan, kondisi prematur membuat bayi lebih rentan terhadap gangguan kesehatan dan penyakit.
Itulah mengapa, setiap ibu hamil pasti mengharapkan bayi yang dikandungnya lahir dalam kondisi sehat dan cukup bulan.
Lantas, apakah kelahiran prematur dapat dicegah? Apa saja hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko persalinan prematur?
Penyebab dan Faktor Risiko Kelahiran Prematur
Proses persalinan disebut prematur apabila terjadi saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu atau sekitar 9 bulan. Karenanya, bayi yang lahir prematur sering disebut juga dengan bayi kurang bulan.
Bayi prematur umumnya memiliki fungsi organ yang belum sempurna, sehingga lebih rentan mengalami gangguan kesehatan dan lebih berisiko terhadap morbiditas dan mortalitas.
Kondisi komplikasi persalinan prematur yang umum dialami bayi kurang bulan di antaranya berat badan lahir rendah (BBLR) dan ukuran kecil, hipoglikemia (gula darah rendah), pernapasan belum stabil, hipotermia (penurunan suhu tubuh), hingga masalah neurologis.
Secara umum, kelahiran prematur terjadi akibat adanya kontraksi yang memicu terbukanya leher rahim dan mendorong janin ke jalan lahir lebih awal. Akan tetapi, penyebab persalinan prematur belum sepenuhnya bisa diidentifikasi.
Sampai saat ini, ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelahiran prematur, di antaranya:
- Memiliki riwayat persalinan prematur
- Mengandung lebih dari satu bayi di saat bersamaan
- Jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 18 bulan)
- Konsumsi alkohol, rokok, dan penyalahgunaan obat-obatan
- Komplikasi selama masa kehamilan
Meski demikian, ibu hamil yang tidak menunjukkan faktor risiko apapun selama masa kehamilannya tetap bisa mengalami persalinan bayi prematur.
Cara Mencegah Persalinan Prematur
Kendati tidak dapat sepenuhnya dicegah, Moms bisa mengurangi risiko melahirkan prematur. Berikut ini 6 hal yang perlu Moms perhatikan untuk mengurangi risiko kelahiran prematur:
1. Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
Menjaga kesehatan ibu hamil menjadi salah satu kunci utama untuk mencegah melahirkan prematur, karena banyak faktor risiko kelahiran prematur yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, seperti tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Ibu hamil juga perlu menjaga kesehatan gigi dan gusinya selama masa kehamilan karena penyakit gusi dan kerusakan gigi diketahui memiliki keterkaitan dengan kelahiran prematur.
2. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi
Pada masa kehamilan, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan kehamilan dan mengurangi risiko kelahiran prematur. Beberapa nutrisi penting yang diperlukan adalah asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, dan asam lemak omega-3. Nutrisi-nutrisi ini memiliki peran langsung dalam mencegah kelahiran prematur.
Asam folat dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terjadinya kelahiran prematur. Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Suplemen kalsium dosis tinggi dapat membantu mengurangi risiko pre-eklampsia dan kelahiran prematur. Kekurangan vitamin D pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Sementara itu, asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko kelahiran prematur.
3. Menghindari Stres
Perubahan yang terjadi selama masa kehamilan terkadang bisa membuat ibu hamil menjadi stres. Jika tidak diatasi, stres pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Demi mengurangi risiko tersebut, ibu hamil harus belajar menghindari stres berlebihan. Cobalah menjauhi hal-hal yang dapat memicu stres. Bila perlu, konsultasi dengan dokter untuk meminta saran dari profesional.
Baca Juga: Jenis Vitamin untuk Bayi agar Stimulasi Akal Cerdas
4. Menghindari Alkohol dan Rokok
Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan anak, dan sebaliknya, alkohol dan rokok wajib dijauhi karena dapat membahayakan ibu dan janin.
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi alkohol dan rokok oleh ibu hamil selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Paparan alkohol dan rokok juga menjadi racun bagi janin sehingga dapat mempengaruhi kesehatannya setelah lahir, termasuk berat badan lahir rendah.
5. Mengatur Jarak Antara Kehamilan
Salah satu faktor risiko melahirkan prematur adalah jarak antara kehamilan terlalu dekat. Disarankan agar Moms memberi jarak minimal 18 bulan sejak kehamilan terakhir sebelum kembali mengandung.
Tidak terburu-buru kembali hamil memberi waktu pada tubuh Moms agar pulih sehingga lebih siap untuk kembali mengandung dan mengurangi risiko kelahiran prematur.
6. Periksakan Kehamilan Secara Rutin
Cara berikutnya untuk mengurangi risiko kelahiran prematur adalah dengan memeriksakan kehamilan secara rutin sehingga masalah maupun komplikasi selama kehamilan dapat secara cepat terdeteksi dan ditangani. Moms disarankan untuk memeriksakan kehamilan satu kali di trimester pertama saat usia kandungan 11-13 minggu.
Di trimester kedua, periksakan kehamilan saat memasuki usia 20 minggu. Kemudian di trimester ketiga, Moms disarankan memeriksakan kandungan saat usia 28, 32, 36 minggu, dan setiap minggu setelah memasuki 37 minggu sampai tiba waktu persalinan.
Perlu Moms ingat, bayi yang lahir dari persalinan prematur dapat tetap tumbuh sehat dan normal selama mendapat perawatan yang tepat. Jadi, tetap semangat merawat si Kecil, ya Moms.