Ada yang menggambarkan melahirkan adalah saat penuh suka cita, melegakan, atau pencapaian yang membanggakan karena telah melahirkan manusia ke dunia.
Namun ada juga yang menilai bahwa melahirkan adalah proses melelahkan, menyakitkan, menakutkan, dan mengkhawatirkan.
Pengalaman melahirkan antara Moms dengan orang lain sangat bervariasi. Begitupun saat Moms melahirkan anak sulung dan anak kedua, sangat mungkin pengalamannya akan berbeda.
Mengingat setiap pengalaman melahirkan sangat berbeda dan mungkin ada hal-hal yang terjadi di luar kendali, sangat penting bagi Moms untuk melakukan persiapan mental sebelum melahirkan.
Kenapa Persiapan Mental Sebelum Melahirkan Penting?
Studi yang diterbitkan pada tahun 2012 telah menunjukkan bahwa persiapan melahirkan normal bagi kesehatan mental ibu hamil selama masa kehamilan adalah hal krusial.
Karena kesehatan mental ibu hamil berdampak pada hasil kelahiran serta keadaan mental selama periode pasca persalinan.
Kecemasan, depresi, dan stres pada kehamilan merupakan faktor risiko yang merugikan bagi kondisi mental dan fisik bagi ibu serta anak.
4 Jenis Persiapan Mental Melahirkan
Persiapan melahirkan normal bisa Moms lakukan sejak hamil. Caranya adalah dengan memberdayakan diri dan mengetahui semua pilihan yang tepat bagi Moms dan Si Kecil.
Praktik memberdayakan diri ini bisa membantu membawa ketenangan dan lebih menyiapkan mental saat melahirkan nanti.
Ada beberapa praktik yang bisa dilakukan untuk persiapan melahirkan normal:
Menjaga Pola Pikir dan Afirmasi Positif
Persiapan melahirkan Normal dari segi mental bukan hanya soal menentukan bersalin di rumah sakit mana dan dengan siapa. Pola pikir Moms adalah faktor terpenting dalam bagaimana proses melahirkan berlangsung nanti.
Dengan membayangkan dan meyakini bahwa hal-hal positif dan menyenangkan akan terjadi selama persalinan, itu akan membuat Moms lebih percaya diri dan yakin bahwa Moms bisa menjalani persalinan yang menyenangkan.
Selama hamil, ahli menyarankan agar ibu hamil jangan pernah berpikiran "Saya tidak bisa melakukannya."
Justru pikiran seperti inilah yang akan menghambat proses melahirkan. Alih-alih berpikir demikian, yakinkan bahwa Moms bisa melakukannya.
Moms memiliki tubuh luar biasa untuk bisa melahirkan. Mantra atau afirmasi positif yang ditanamkan selama kehamilan dan persalinan akan membuat kita percaya bahwa kita bisa melakukannya.
Lakukanlah afirmasi positif seperti:
- "Saya memercayai tubuh saya untuk melahirkan bayi saya"
- "Saya kuat dan mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk melahirkan"
Baca Juga: Nutrisi Ibu Hamil Trisemester 1
Persiapkan Tubuh Moms
Persiapan melahirkan normal membutuhkan kekuatan dan stamina, khususnya persalinan normal atau pervaginam.
Karena itulah, dalam persiapan mental melahirkan normal, mempersiapkan tubuh adalah hal yang sangat penting.
Olahraga selama hamil bisa menjadi cara bagus untuk menyiapkan tubuh menjelang persalinan dan menghilangkan stres. Moms bisa mengikuti kelas senam atau yoga hamil.
Selain menyiapkan tubuh, gerakan-gerakan dalam yoga hamil juga membantu:
- janin dalam posisi yang baik untuk lahir
- mengajari posisi yang nyaman untuk persalinan
- memberi beberapa teknik relaksasi dan pernapasan yang sangat berguna dalam melahirkan normal.
Jika Moms tidak bisa mengikuti kelas yoga hamil, persiapan melahirkan normal yang bisa dilakukan adalah berjalan-jalan di sekitar rumah selama 30 menit juga akan sangat membantu.
Mencegah Depresi Pasca Persalinan
Depresi pasca persalinan atau Postpartum Depression (PPD) merupakan salah satu masalah serius yang memengaruhi kebanyakan ibu baru. PPD dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.
Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan kemungkinan Moms mengalami PPD.
Salah satu tindakan persiapan mental sebelum melahirkan adalah dengan mengetahui sejumlah faktor risiko PPD, antara lain:
- Memiliki riwayat depresi dan kecemasan
- Insiden PPD sebelumnya
- Konflik pernikahan
- Riwayat keluarga yang mengalami PPD
- Sistem pendukung yang buruk
Dengan mengetahui faktor risiko tersebut, Moms bisa melakukan berbagai aktivitas pencegahan.
Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa wanita yang menerima intervensi psikososial dan psikologis, lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi setelah melahirkan. Beberapa bukti menemukan, terapi perilaku kognitif secara dini dapat mencegah PPD.
Dukungan Emosional dari Orang Tercinta
Selama kehamilan, dukungan dari orang yang dicinta dapat mengurangi stres. Terlebih lagi, hubungan yang buruk selama kehamilan dapat memicu stres.
Saat pasangan Moms mengambil bagian dalam kelas yoga hamil atau ikut mencari informasi terkait kehamilan, hal ini akan membuat Moms yakin tidak sendirian.
Terlebih, selama hamil Moms kerap membutuhkan bantuan dalam melakukan kegiatan, contoh kecil seperti menggunting kuku dan mempersiapkan perlengkapan bayi.
Moms juga perlu memahami bahwa stres adalah perasaan umum selama kehamilan. Ketidaknyamanan fisik dan perubahan lain dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan stres selama kehamilan.
Oleh sebab itu, Moms sangat disarankan untuk melakukan berbagai praktik persiapan mental sebelum melahirkan. Bahkan, Moms juga sangat disarankan mendapat bantuan profesional jika merasa diperlukan.
Tetap semangat dan sehat ya, Moms!