Meskipun prinsip-prinsip menyuapi yang Anda terapkan sejak melahirkan tetap sama, ada beberapa isyarat baru yang perlu dipelajari saat Anda memperkenalkan makanan pendamping ASI kepada bayi Anda.
Gunakan pemberian makan yang responsif sebagai panduan Anda
Peran Anda dalam memberi makan bayi Anda adalah menawarkan berbagai makanan sehat pada waktu makan dan camilan secara teratur. Terserah bayi Anda untuk memutuskan apakah ia akan makan apa yang ditawarkan, dan berapa banyak yang akan ia makan. Ketika Anda menawarkan bayi Anda berbagai makanan sehat—dan mengikuti naluri bayi seberapa banyak yang ingin dia makan—Anda membangun kebiasaan makan sehat untuk si kecil yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Terus ikuti aturan pemberian makan responsif seperti yang telah Anda lakukan sejak bayi Anda lahir (lihat Is he hungry? How to read your baby’s signs). Ini berarti menyediakan pilihan sehat dan membiarkan bayi Anda memutuskan berapa banyak yang akan dimakan, tanpa memaksanya, atau membatasi banyaknya asupan makanan yang dia konsumsi. Pendekatan ini akan membantu menjaga bayi Anda tetap berada di jalur pertumbuhan yang sehat.
Ingatlah bahwa ASI masih merupakan sumber nutrisi utama bayi Anda. Masa-masa awal pemberian makan ini adalah saat yang tepat untuk mulai mengajari bayi Anda bagaimana ia dapat terus berkomunikasi, nantinya dengan kata-kata, bahwa ia lapar atau kenyang. Merespons ketika bayi Anda lapar dengan menawarkan makanan bergizi, dan ketika dia kenyang dengan meletakkan sendok, dapat membantu menunjukkan kepadanya bahwa dia yang memegang kendali atas jumlah asupan yang dia butuhkan saat makan. Mempraktikkan pendekatan pemberian makan ini membantu membentuk kebiasaan makan yang baik yang akan bertahan.
Pada usia enam hingga delapan bulan, ada isyarat rasa lapar dan kenyang yang baru yang mungkin ditunjukkan bayi Anda, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
EKSPRESI WAJAH 1 Mencondongkan tubuh sambil membuka mulut
Apa yang harus diperhatikan: Segera setelah dia melihat sendok yang berisi makanan mendekat, dia akan membuka mulutnya dan mencondongkan badannya ke arah Anda
Apa yang dikatakannya kepada Anda: “Perutku sudah siap diisi!”
EKSPRESI WAJAH 2 Menolak sendok
Apa yang harus diperhatikan: Ketika Anda menawarkan sesendok penuh makanan, si bayi membuang muka
Apa yang ia ingin katakan: “Tidak mau lagi, aku sudah kenyang.”
EKSPRESI WAJAH 3 Menyambar sendok
Apa yang harus dicari: Ia mencoba menggapai atau menyambar sendok saat Anda menyuapinya. (Jika ia melakukan hal ini, Anda juga dapat menawarkan sendoknya sendiri untuk mendorong kemandiriannya!)
Apa yang dikatakannya kepada Anda: “Aku lapar, tolong dengarkan apa yang kukatakan!”
EKSPRESI WAJAH 4 Mulut dikatupkan
Apa yang harus diperhatikan: Tawaran makanan disambut dengan mulut yang dikatupkan, atau bahkan ditutupi dengan tangannya
Apa yang dikatakannya kepada Anda: “Cukup, terima kasih. Saya kenyang!”
EKSPRESI WAJAH 5 Senyum
Apa yang harus diperhatikan: Ketika Anda menyuapinya, ia menyambutnya dengan seringai lebar dan bergerak mendekati sendok—atau membuka mulutnya.
Apa yang ia ingin katakan: “Aku masih lapar, aku mau lagi.”
EKSPRESI WAJAH 6 Menepis sendok
Apa yang harus diperhatikan: Ia menepis sendok yang mendekatinya sebelum mengenai wajahnya. Jangan keliru dengan gerakan menyambar sendok (atau meraih)
Apa yang ia ingin katakan: “Waktu makan ini telah usai.”
EKSPRESI WAJAH 7 Tangisan rewel
Apa yang harus diperhatikan: Rewel atau menangis saat melihat Anda menyiapkan makanannya—tangisan yang berbeda dengan tangisan yang ia keluarkan saat ia membutuhkan popok atau hiburan.
Apa yang dikatakannya kepada Anda: “Aku lapar, kapan makananku datang?”
EKSPRESI WAJAH 8 Melepeh
Apa yang harus diperhatikan: Dia memalingkan wajah ketika sendok mendekat atau memuntahkan suapan makanan yang masuk ke dalam mulutnya.
Apa yang ia ingin katakan: “Selesai sudah!”
EKSPRESI WAJAH 9. Perhatian teralihkan
Apa yang harus diperhatikan: Si kecil berulang kali mudah teralihkan perhatiannya oleh apa pun yang bukan bagian dari proses pemberian makan. Ia melihat ke sekelilingnya dan mengabaikan sendok.
Apa yang ia ingin katakan: “Aku tidak tertarik dengan makanan lagi. Kita sudah selesai.”
Sumber:
Black MM, Aboud FE. Responsive feeding is embedded in a theoretical framework of responsive parenting. J Nutr 2011; 141(3):490-4.
Dattilo AM Programming long-term health: Effect of parent feeding approaches on long-term diet and eating patterns. In: Early nutrition and long-term health, mechanisms, consequences and opportunities. Ed., Saavedra and Dattilo, Elsevier, 2017: 471-95.
DiSantis KI, Hodges EA, Johnson SL dkk. The role of responsive feeding in overweight during infancy and toddlerhood: A systematic review. Int J Obes (Lond) 2011; 35 (4):480-92.
McNally J, Hugh-Jones S, Caton S dkk. Communicating hunger and satiation in the first 2 years of life: a systematic review. Matern Child Nutr 2016; 12(2):205-28.
Artikel Terkait