Di saat bayi Anda bertumbuh dan berkembang, ia akan dapat menikmati semakin banyak jenis makanan. Memperkenalkan kombinasi rasa yang baru ke menu makanan bayi Anda dapat menjadi hal yang menyenangkan dan berharga. Bayi Anda mungkin memerlukan 8 kali percobaan untuk dapat menerima makanan baru, yang diberikan dalam beberapa hari atau beberapa minggu, dan karena itu jangan mudah menyerah dalam mencoba.
Saat memperkenalkan makanan baru, ingatlah untuk memperhatikan tanda-tanda intoleransi dan alergi. Meski ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi si kecil hingga ulang tahun pertamanya, menu makanannya kini dapat mulai ditambah. Anda dapat memulai dengan memberi kombinasi makanan yang dia pernah coba dan mempelajari makanan yang dimasak dari satu bahan masakan. Memperkenalkan rasa dan tekstur makanan baru baginya saat ini akan memungkinkan si kecil untuk mencoba makanan baru di masa depan, jadi cobalah sekreatif mungkin!
Untung ada buah-buahan dan sayur-sayuran
Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan pilihan sempurna bagi bayi Anda karena kaya akan nutrisi yang penting, termasuk:
- Vitamin A—untuk kesehatan mata dan pertumbuhan sel tubuh
- Vitamin C—zat antioksidan yang membantu gusi tetap sehat, dan dapat membantu bayi menyerap zat besi ketika dimakan bersama-sama dengan makanan (non-daging) yang kaya akan zat besi, seperti sereal bayi yang kaya nutrisi.
- Potasium—mineral yang membantu sistem saraf bayi dan otot agar bekerja dengan baik
- Serat—membantu mencegah konstipasi dan membantu sistem pencernaan bayi tetap bekerja
Berikut adalah 10 tip dalam memperkenalkan rasa dan tekstur makanan baru seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, dan makanan lain ke dalam pola makan bayi Anda:
- Jangan mudah menyerah
Penelitian menunjukkan bahwa bayi dapat memerlukan hingga 8 kali percobaan sebelum menerima makanan baru. Dalam beragam penelitian, bayi berusia tujuh bulan yang berhasil menyukai sayuran, setelah sebelumnya tidak menyukainya—dengan mencobanya beberapa kali—tampak tetap menyukai sayuran setelah berusia lebih dari 15 bulan, tiga tahun, dan juga hingga enam tahun. Bayi Anda mungkin membuat wajah lucu (atau tampak kaget) ketika mencoba makanan baru, tapi sering kali ini hanya karena makanan tersebut belum pernah ia coba sebelumnya. Ini bukan berarti dia tidak menyukainya. Meski dia mungkin memuntahkan makanan tersebut, jangan menyerah, karena bukan berarti dia tidak akan menyukai makanan tersebut di kemudian hari. Bersabarlah dan coba berikan lagi di lain hari. Makanan yang sepertinya tidak disukai bayi Anda pada awalnya mungkin akan menjadi makanan favoritnya setelah dicoba beberapa kali dalam jangka waktu beberapa hari atau beberapa minggu. Bahkan mencobanya sedikit-sedikit (satu sendok teh kecil) dapat membantunya untuk belajar menyukai sayuran yang baru. Rasa dan tekstur makanan ini adalah sesuatu yang baru, dan bayi Anda perlu kesempatan untuk belajar menerima dan menikmatinya. - Terapkan pendekatan 1-setiap-3 hari
Berikan bayi Anda satu makanan yang baru setiap tiga hari sekali sehingga Anda dapat mengawasi tanda-tanda intoleransi atau sensitivitas. Jika Anda mencurigai adanya reaksi, jangan berikan makanan baru tersebut dan hubungi layanan kesehatan Anda. Ingatlah bahwa reaksi alergi berbeda dengan jika bayi Anda memuntahkan makanan karena rasa atau tekstur makanan tersebut baru baginya, atau jika ia merasa kenyang (lihat Lapar atau kenyang? Sembilan wajah pemberian makan). - Buat waktu makan menjadi kegiatan yang sosial
Duduklah di meja makan bersama bayi Anda ketika ia duduk di bangku bayi. Tersenyumlah, ajak si kecil berbicara, dan lihatlah ke matanya. Gunakan kata-kata yang sederhana dan nada bicara yang menyenangkan ketika Anda menyuapinya dan biarkan dia makan semampunya. Membuat waktu makan sebagai pengalaman yang positif dan membuat kebiasaan makan yang sehat di saat ini, dapat bermanfaat hingga seumur hidupnya. - Beri makan secara sering
Bayi memiliki ukuran perut yang kecil dibandingkan orang dewasa, dan oleh karena itu berikan porsi yang kecil baginya. Pada akhirnya, Anda mungkin akan memberi si kecil 3 kali makan dan dua hingga tiga kali camilan setiap hari. - Cobalah makanan tradisional terlebih dahulu
Setelah bayi Anda dapat memakan sumber makanan yang kaya akan zat besi, seperti sereal bayi kaya zat besi atau bubur daging, untuk membantu kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan otak yang sehat, jangan takut untuk memberi si kecil buah-buahan dan sayuran dengan rasa yang kuat. Meski rasa manis alamiah dari apel, pisang, wortel, dan kentang manis membuat makanan-makanan tersebut menjadi makanan favorit pertama bagi bayi, coba berikan campuran rasa yang berbeda-beda. Bayi akan menerima berbagai jenis buah dan sayuran, termasuk yang kita anggap pahit, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan rasa ini pada si kecil. - Campur yang baru dengan yang lama
Pertama kali mencoba rasa baru? Campurlah makanan yang baru dengan makanan yang sudah si kecil sukai untuk membantu bayi Anda belajar menerima dan menikmati makanan tersebut. - Makanlah makanan berbagai warna
Buah-buahan dan sayur-sayuran dengan warna yang berbeda-beda mengandung nutrisi yang berbeda-beda, jadi cobalah untuk memberikan makanan dengan berbagai warna di mangkuk bayi Anda dalam jangka waktu beberapa minggu ke depan. Ini akan memberi si kecil vitamin dan mineral yang ia butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Buah-buahan dan sayur-sayuran juga mengandung fitonutrien—senyawa kimia yang diproduksi oleh tumbuhan yang memiliki manfaat bagi kesehatan yang masih terus ditemukan oleh para ilmuwan. - Jangan lupa produk susu
Si kecil kini sudah bisa makan yoghurt, yang memberi kalsium dan nutrisi penting yang membantu membuat tulang yang kuat saat ia dalam masa pertumbuhan pesat. Berikan yoghurt polos dan tidak berpemanis, atau yoghurt rendah gula yang sudah dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil. - Jangan gunakan gula
Anda tidak perlu memberi gula ketika membuat makanan bagi bayi Anda, dan tidak perlu juga memberi minuman berpemanis. Beberapa ahli gizi dan ahli kesehatan berpendapat jus buah sebaiknya tidak diberikan dalam tahun pertama karena kandungan gula alaminya yang relatif tinggi. Buah dalam bentuk bubur atau ditumbuk akan memiliki serat, tapi jus buah tidak akan memiliki serat, dan bayi Anda mungkin akan sangat menyukainya. Jika Anda memilih untuk memberikan jus buah kepada si kecil, berikan dalam gelas dan tidak dalam botol, dan batasi agar ia tidak mengonsumsi lebih dari 120 ml (4oz) per hari. Hindari minuman jus atau minuman yang diblender yang mirip jus yang mengandung pemanis tambahan. Selalu periksa label makanan pada produk. - Minum air putih
Selama setahun pertama, ASI merupakan sumber utama nutrisi dan cairan bagi bayi Anda. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi bayi Anda untuk menikmati air putih. Coba berikan sedikit air dalam gelas (30-60ml atau 1-2oz) saat makan dan mengonsumsi camilan untuk membantunya menikmati air putih sebagai penghilang dahaga yang tidak berpemanis. Meminum air putih akan membantu ketika si kecil belajar untuk menggerakkan makanan di dalam mulutnya dan menelan, serta mengajarinya untuk minum dari gelas. Dan, dengan memperkenalkan minum air putih sekarang, dapat membantunya menyukai air putih di masa depan. Penting untuk diketahui bahwa susu sapi tidak boleh diberikan sebagai minuman hingga setelah ulang tahun pertama bayi Anda.
Siap untuk tekstur makanan?
Setelah bayi Anda terbiasa makan makanan yang halus, dan berbentuk bubur, ia mungkin siap untuk makanan dengan tekstur yang lebih tebal atau potongan yang kecil dan lunak. “Bayi mengembangkan kemampuan motorik oral untuk menerima tekstur ketika berusia antara enam hingga 12 bulan,” ujar Sarah Smith-Simpson, PhD, Ketua Ilmuwan dan Ahli Memberi Makan Bayi di Nestlé Nutrition di Michigan, AS. “Lidah bayi belajar untuk menerima makanan yang solid di sekitar mulutnya agar dapat ditelan, dan bayi akan melatih menggerakkan lidahnya dari satu sisi ke sisi lain ketika mulai makan makanan yang teksturnya lebih rumit dan dengan gumpalan. Kemampuan ini berdasarkan pengalamannya dengan tekstur makanan, dan bukan yang bertumbuh sesuai usianya.”
Berikut adalah beberapa ide untuk memperkenalkan tekstur makanan:
- Cobalah pisang ditumbuk atau alpukat ditumbuk dibandingkan dibuat bubur
- Berikan telur orak-arik yang dimasak matang
- Tambahkan kuskus, nasi, atau potongan kecil pasta ke bubur halus
- Siapkan makanan yang dimasak atau dihaluskan, seperti wortel atau kentang manis, menggunakan blender tangan (gunakan gerakan menghaluskan sedikit demi sedikit), alat penumbuk, atau garpu hingga Anda mendapatkan tekstur yang ditumbuk dan gumpalan
- Tambah bubur oat pada buah lunak yang dipotong kecil-kecil atau yoghurt rendah gula khusus untuk bayi
Sumber:
Black MM, Aboud FE. Responsive feeding is imbedded in a theoretical framework of responsive parenting. J Nutr 2011; 141(3):490-4.
Maier A, Chabanet C, Schaal B et al. Effects of repeated exposure on acceptance of initially disliked vegetables in 7-month old infants. Food Quality and Preference 2007; 18:1023-32.
Maier-Noth A, Schaal B, Leathwood P et al. The lasting influences of early food-related variety experience: A longitudinal study of vegetable acceptance from 5 months to 6 years in two populations. PLoS One 2016; 11(3): e0151356. doi:10.1371/journal.pone.0151356.
Nicklaus S, Demonteil L, Tournier C. Modifying the texture of foods for infants and children. In: Modifying Food Texture, Volume 2. Elsevier, 2015: Hal. 187-222.
Nicklaus S. Complementary feeding strategies to facilitate acceptance of fruits and vegetables: A narrative review of the literature. Int J Environ Res Public Health 2016; 13(11): 1160; doi: 10.3390/ijerph13111160.