Bukan rahasia lagi bahwa kecerdasan anak tumbuh sangat pesat pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Faktor penting agar perkembangan kecerdasan anak bisa optimal adalah dengan memberi asupan nutrisi yang baik.
Salah satu asupan nutrisi yang digadang-gadang baik untuk perkembangan kecerdasan Si Kecil adalah docosahexaenoic acid atau asam dokosaheksaenoat (DHA). Tapi, apa itu DHA? Benarkah memenuhi kebutuhan DHA untuk bayi dapat membantu perkembangan kecerdasannya?
DHA untuk Bayi Bantu Perkembangan Otak
DHA adalah asam lemak omega-3 yang merupakan komponen penting dalam struktur otak, kulit, dan mata manusia. Untuk perkembangan otak, DHA diperlukan selama kehamilan dan masa kanak-kanak. Otak adalah organ berlemak, dengan komposisi antara 10-20 persen dari total lemaknya merupakan DHA.
Dalam 6 bulan pertama kehidupan si Kecil, DHA diperlukan untuk perkembangan sistem saraf. Asam lemak rantai panjang ini ditemukan di membran sel di seluruh tubuh dan membantu mengirimkan pesan antar-saraf.
Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa kadar DHA yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan perkembangan dan kinerja kognitif, memori, dan kesehatan mata.
DHA memang tidak secara langsung berpengaruh pada nilai IQ anak. Namun, DHA memiliki peran penting dalam perkembangan otak, saraf, fungsi kognitif, memori, dan kesehatan mata si Kecil. Inilah yang nantinya dapat mendukung anak bisa berkembang semakin cerdas.
Manfaat DHA untuk Anak Bayi
Selama kehamilan dan tahun-tahun pertama kehidupan anak, manfaat DHA terakumulasi di otak dan retina mata, yang berperan penting dalam perkembangan saraf dan penglihatan.
Asam lemak omega-3, termasuk DHA diketahui sangat penting untuk perkembangan otak pada janin. Ini didukung dengan studi yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi omega-3 di trimester ketiga kehamilan berpeluang melahirkan bayi dengan kecerdasan kognitif lebih tinggi.
Selain itu, Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi DHA lebih banyak yang membantu menghindari potensi kelahiran bayi prematur.
DHA juga membantu mengurangi peradangan, meminimalisir risiko penyakit kronis, dan meningkatkan aliran darah yang berperan dalam pembentukan mental anak.
Didukung oleh suatu penelitian lain yang mengungkapkan bahwa anak dan orang dewasa dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang ditandai dengan perilaku impulsif dan sulit berkonsentrasi pada masa anak yang bisa berlanjut hingga dewasa, umumnya memiliki kadar DHA dalam darah yang lebih rendah.
Baca Juga: Moms, Inilah 6 Tanda Janin Sehat Dalam Kandungan
Makanan Sumber DHA
Meskipun DHA memiliki beragam manfaat penting, asam lemak esensial ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan maupun suplemen. Berikut beberapa makanan yang mengandung DHA.
1. ASI
Kebutuhan DHA untuk bayi usia 0-6 bulan dapat tercukupi dari ASI lho Moms! Jadi, meski belum bisa mengonsumsi makanan padat, kebutuhan DHA si Kecil tetap terpenuhi.
Terdapat beberapa perbedaan komposisi lemak yang ditemukan dalam ASI. ASI mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi.
ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang seperti DHA yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Moms juga mengeluarkan kolostrum atau ASI pertama yang keluar pasca persalinan. Kolostrum memiliki warna dan tekstur yang berbeda dengan ASI matang pada umumnya.
Jumlah lemak total di dalam kolostrum memang lebih sedikit dibandingkan ASI matang, namun memiliki persentase asam lemak rantai panjang yang tinggi. Terakhir, ASI mengandung proporsi asam lemak jenuh dan tak jenuh.
2. Ikan laut
Setelah berusia 6 bulan atau lebih, Si Kecil bisa mendapatkan DHA melalui makanan padat seperti ikan laut.
Beberapa sumber DHA yang baik terdapat pada ikan-ikan laut yang mengandung lemak tak jenuh seperti ikan kembung, salmon, tuna, herring, sarden, mackerel, dan teri.
3. Rumput laut dan alga
Selain ditemukan dalam ikan laut, rumput laut, nori, spirulina, dan chlorella merupakan kelompok alga yang menjadi sumber penting omega-3 bagi orang yang berdiet vegetarian atau vegan.
Rumput laut dan alga tersebut mengandung DHA dan EPA. Jumlah kandungan DHA dan EPA bervariasi tergantung pada jenis alga dan rumput laut.
Jika kurang mengonsumsi dua jenis makanan di atas, Moms juga bisa memberikan suplemen atau kerap disebut vitamin DHA untuk bayi setelah usia 6 bulan untuk memastikan kebutuhan si kecil terpenuhi dan perkembangan otaknya optimal.
Setelah Si Kecil lahir, berikan ASI eksklusif dari bayi lahir sampai usia enam bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang aman dan tepat saat bayi berusia enam bulan.
Dari penjabaran di atas, Moms pasti tahu pentingnya DHA untuk bayi bagi perkembangan otaknya. Jadi, Moms dapat mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan DHA sejak kehamilan, ya!